Bermain game sebenarnya bermanfaat atau tidak? Kita sering mendengar efek negatif dari bermain game, terutama pada anak-anak seperti sekolah atau pelajaran terganggu, kecanduan bermain game akan membuat pola makan anak tidak teratur sehingga mengakibatkan sakit, perilaku kekerasan di game tertentu kadang-kadang terbawa keluar dalam kehidupan sehari-hari, ingin membeli perangkat pendukung permainan game terbaru dan berusaha untuk mendapatkan uang tambahan dengan cara yang salah atau meminta kepada orang tua, susah membedakan mana kebutuhan dan keperluan dan sebagainya. Lalu pertanyaannya muncul, apakah ada manfaat dari bermain game itu?
Bermain game ada untungnya juga ada ruginya. Untungnya, yang selama ini saya dapatkan adalah melatih kepekaan, melatih problem solving, berpikir logis dan kreatif, dan yang paling berpengaruh adalah secara tidak langsung kita belajar bahasa Inggris. Manfaat yang terakhir ini sungguh luar biasa, kita sebagai orang Indonesia sangat buruk dalam mempelajari bahasa Inggris. Pelajaran di SMP dan SMA yang paling tidak saya sukai adalah matematika, lho dadi ra nyambung? Maksudnya juga bahasa Inggris. Saya lebih menyukai memakai bahasa ibu, bahasa Jawa sehingga bahasa Inggris terasa tidak penting. Namun dengan bermain game, akhirnya secara tidak langsung saya sedikit demi sedikit bisa berbahasa Inggris. Karena bahasa yang digunakan dalam game umumnya adalah bahasa Inggris, dan dialog, pengantar, tips, pilihan yang ada memakai bahasa Inggris, sehingga semakin sering kita bermain game, kita secara tidak langsung telah berlatih bahasa Inggris.
Pernah suatu ketika ketika saya bermain game berjudul “SYBERIA” ber-genre petualangan, keluaran MICROIDS, saya bingung. Dalam game tersebut, karakter utama banyak berinteraksi dengan karakter lain, dalam dialog tersebut terdapat petunjuk2 penting yang harus dimengerti, sehingga sembari bermain, saya juga membuka kamus untuk mencari makna dari dialog mereka. Hal ini juga berlaku untuk game2 yang memakai bahasa Inggris, jika saya tidak bisa mengerti artinya maka kamus adalah teman setia saya ketika bermain game.
Bagi McGonigal, manusia manusia bakal memiliki hasrat lebih kuat untuk melakukan kebaikan. Lagi-lagi ia mengambil contoh dalam game online terbesar World of Warcraft. “Penduduk dalam World of Warcraft semuanya aktif bekerjasama, tidak ada yang hanya duduk manis dan berpangku tangan, manusia juga diajarkan bagaimana untuk selalu berlaku baik dalam kehidupan nyata.” tukas pembesut game Urgent Evoke itu.
Beberapa peneliti lain dari University of Rochester di New York, Amerika juga melakukan riset mengenai pengaruh positif dari bermain game. Dalam riset tersebut, para gamers usia antara 18 hingga 23 tahun dibagi menjadi dua kelompok. Yang pertama, adalah gamer yang dilatih dengan game Medal of Honor (Sebuah game FPS yang cukup terkenal). Mereka main game ini satu jam tiap hari selama sepuluh hari berturut-turut.
Hasil penelitian menyebutkan bahwa para pemain game ini memiliki fokus yang lebih terhadap apa yang terjadi di sekelilingnya, jika dibandingkan dengan mereka-mereka yang jarang main game, apalagi yang tidak main sama sekali. Gamer-gamer ini juga mampu menguasai beberapa hal dalam waktu yang sama atau multitasking bahasa kerennya.
No comments:
Post a Comment